Ekologi dari Lubang Air Panas
Hydrothermal Vents adalah retakan di permukaan planet yang secara
geothermal memanaskan perairan. Hydrothermal vents biasa ditemukan di dekat
daerah yang aktif secara vukanik (sea mount maupun non sea mount), area di mana
lempeng tektonik bergerak contohnya hydrothermal vent yang berada di sea mount
mahangetang, sulawesi utara. Pada umumnya ditemukan di mid Ocean ridge (+-3000
meter) namun ada juga yang berada di laut dangkal, rentang suhu
5-100ºC,Pancaran asap hitam panas 250-400ºC, suhu sekitar vents 8-35ºC. Larva
yang keluar berupa Zat-zat senyawa kimia diantaranya, gas hidrogen(H), hidrogen
surfida(H2S), dan melimpahnya senyawa senyawa besi (Fe2+). Ekosistem
hydrothermal vents memiliki produktivitas yang cukup tinggi oleh adanya
aktivitas kemosintesis bakteri yang hidup bersimbiosis dengan cacing tabung
Riftia pachyptila, dimana aktivitas ini dapat merubah molekul kaebon menjadi
makanannya dengan sumber energi H dan H2S itu sendiri. Karbohidrat
yang dihasilkan bakteri berfungsi bagi hewan agar dapat hidup di lingkungan
yang ekstrim suhunya, Kemosintesis yang dilakukan memanfaatkan H2S yang
tersedia melimpah dari Vents dengan persamaan kimia:
CO2 + 2H2S (CH2O) + H2O + 2S
·
Karakteristik
lingkungannya
Secara fisik hydrothermal vent memiliki suhu
bervariasi antara 5-1000C dan
pada pancaran asap hitam panas mencapai 2500C - 4000C,
dengan lapisan kedalam yang juga bervariasi antara dilapisan handal(Mid-Atlantic
Ridge) hingga lapisan epipelagik (sea mount mahangetang). Secara kimia terdapat
berbagai macam senyawa diantaranya CH4, FE2+, SY,
222Rn, H2, H2S, yang merupakan senyawa khusus
yang ada di hydrothermal vent. secara biologi
Baca Juga Makan Reproduksi klasifikasi dan Deskripsi Black swallower
Baca Juga Makan Reproduksi klasifikasi dan Deskripsi Black swallower
·
Komposisi jenis biota
Terdapat sekitar +10.000
jenis organisme diantaranya mikroorganisme
Bakteri chemosynthetic, bakteri belerang (Thiobacillus) dan bakteri
nitrogen (Nitrosomonas dan Nitrosococcus)
Cacing tabung dan kerang
putih raksasa, tridacna gigas, udang raksasa, jenis organisme hydrotherma siput (Crysomallon squamiferum) kepiting, Dysommina rugosa, eelpout, belut kejut, ophidiiform dan Symphurus thermophilus, dan octopi
(terutama Vulcanoctopus hydrothermalis)
Kiwa anomurans
and Vulcanolepas, Riftia pachyptila
Adaptasi fauna di hidroterma vent mampu mempertahankan jumlah kehidupan yang
begitu banyak dengan bergantung pada bakteri yang mengandung chemosynthetic
untuk di makanan dan membentuk rantai makanan dari berbagai jenis organisme.
Air dari ventilasi hidrotermal kaya akan mineral terlarut dan mendukung
sejumlah besar bakteri chemoautotrophic. Bakteri ini menggunakan
senyawa sulfur, terutama hidrogen sulfida, zat kimia yang sangat toksik bagi
organisme”gas hidrothermal vent”, untuk menghasilkan bahan organik melalui
proses chemosynthesis.
Bakteri
chemosynthetic tumbuh menjadi tikar tebal yang menarik organisme lain, seperti
amphipods dan copepoda, yang merumput bakteri secara langsung. Organisme yang
lebih besar, seperti siput, udang, kepiting, cacing tabung, ikan (terutama
eelpout, belut kejut, ophidiiform dan Symphurus thermophilus), dan octopi
(terutama Vulcanoctopus hydrothermalis), membentuk rantai makanan pemangsa dan
mangsa di atas konsumen primer. Keluarga utama organisme yang ditemukan di
sekitar ventilasi dasar laut adalah annelida, pogonoforan, gastropoda, dan
krustasea, dengan kerang yang besar, cacing vestimentiferan, dan udang
"tanpa mata" yang membentuk sebagian besar organisme non-mikroba.
Cacing tabung
Siboglinid, yang tumbuh lebih dari 2 m (6,6 kaki) tinggi pada spesies terbesar,
seringkali merupakan bagian penting masyarakat di sekitar lubang hidrotermal.
Mereka tidak memiliki mulut atau saluran pencernaan, dan seperti cacing
parasit, menyerap nutrisi yang dihasilkan oleh bakteri di jaringan mereka.
Sekitar 285 miliar bakteri ditemukan per ons jaringan tuba. Cacing bakung
memiliki bulu merah yang mengandung hemoglobin. Hemoglobin menggabungkan dengan
hidrogen sulfida dan memindahkannya ke bakteri yang hidup di dalam cacing.
Sebagai gantinya, bakteri memberi makan cacing dengan senyawa karbon. Dua
spesies yang menghuni lubang hidrotermal adalah Tevnia jerichonana, dan Riftia
pachyptila. Satu komunitas yang ditemukan, yang disebut "Kota Eel",
sebagian besar terdiri dari belut Dysommina rugosa. Meskipun belut tidak
jarang, invertebrata biasanya mendominasi ventilasi hidrotermal. Kota Eel
terletak di dekat kerucut vulkanik Nafanua, Samoa Amerika.

EmoticonEmoticon