LAPORAN PRAKTIKUM WAWANCARA KONSERVASI DAN REHABILITASI SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT


PENDAHULUAN
1.1.         Latar Belakang

Pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut semakin tahun semakin meninggkat oleh karenanya banyak tingkatan sumberdaya hayati populasi maupun speies semakin berkurang. Pemanfaatan yang berlebihan dan perusakan merupakan tujuan adanya konservasi dan rehabilitasi sumberdaya pesisir dan laut. Melindungi dan menjaga kelestarian sumberdaya hayati dari ancaman manusia sekaligus memberdayakan masyarakat untuk melakukan pemulihan terhadap habitat yang terdegradasi.

Maka dari itu perlu adanya penelitian tingkat wawancara terhadap pemanfaatan masyarakat sekaligus peran masyarakat dalam konservasi dan rehabilitasi. Dengan begitu dapat mengetahui bebrapa hal dasar dalam memberdayakan masyarakat kepada tujuan konservasi di tinggat pesisir laut. Maka praktikum di Negeri Waheru dapat bermanfaat dan bertujuan dalam hal penggembangan wilayah konservasi selanjutnya.
           
1.2.         Tujuan dan Manfaat Praktikum

·         Mengetahui aktivitas yang dapat merusak sumberdaya pesisir dan laut secara langsung
·         Mengetahui dan menginterprestasikan tentang konservasi pada tingkat populasi dan spesies


BAB II
METODE
2.1 Waktu dan Lokasi

Pengambilan sampel wawancara kepada masyarakat dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal           :           Kamis, 10 Agustus 2017
Waktu                        :           09.00 WIT - 11.00WIT
Tempat          :           Negeri Waheru, Ambon – Maluku
2.2. Alat dan Bahan
Lembar Wawancara          :bahan wawancara kepada masyarakat pemanfaat sumberdaya
       Kamera dan Tape recorder : merekam dan mendokumentasikan hasil wawancara

2.3. Prosedur

·         Mepersiapkan kuisioner wawancara meliputi manfaat dan penggunaan sumberdaya hayati pesisir dan laut yang tersedia.
·         Memberikan pertanyaan terstruktur sesuai lembar wacana.
·         Melakukan dokumentasi terhadap semua aktivitas pemanfaatan sumberdaya oleh pemanfaatan masyarakat.
·         Melakukan wawancara kepada 5 narasumber pemanfaatan sumberdaya.

BAB III
HASIL WAWANCARA
3.1. Indentitas Responden

Dari ke-5 responden yang di wawancarai 3 dari responden tersebut berasal dari Ambon sendiri sedangkan 2 responden lagi bersal dari luar Pulau Ambon seperti dari kota Tual dan dari Sulawesi Selatan. Ke-5 responden telah berdomisili lebih dari 5 tahun. Responden yang berdomisili sebagian ke Ambon dikarenakan untuk pekerjaan.

3.2. Tingkat Pendidikan dan Pekeraan

Ke-5 responden semuanya menempuh pendidikan 1 diantaranya mencapai PTN sedangkan 1 responden lainnya sampai sebatas Sekolah Menengah Pertama, sedangkan anggota keluarganya rata-rata menempuh Sekolah Menengah Atas pada umur diatas 18 tahun. Pekerjaan dari ke-5 responden yakni ada yang nelayan, pengawai swasta dan PNS.   

3.3. Peranata Sosial dan Budaya

Dari ke-5 responden mengatakan tokoh panutan merupakan tokoh masyarakat sosial yang saling bersosialisasi. Sedangkan dari ke-5 responden semuanya mengatakan penggargaan yang baik terhadap aparat setempat dan lembaga maupun pejabat, dan untuk kegiatan upacara adat 3 responden mengatakan tidak ada kegiatan upacara adat dilokasi tersebut, sedangkan 2 responden lagi mengatakan adanya kegiatan sosialisai keagamaan yang tidak menentu pelaksanaannya.
3.4. Pemanfaatan Sumberdaya Hayati
5 responden mempunyai 5 pendapat yang hampir sama dimana pemanfaatan sumberdaya hayati semuanya hanya memanfaatkan ikan untuk kehidupan pangan maupun untuk kebutuhan perekonomian. Dari 5 responden 1 responden adalah nelayan aktif dimana setiap malam pergi mencari ikan dengan pendapatan yang cukup baik dimana hasilnya dapat dijual keluar daerah maupun dijual dengan harga dapat mencapai Rp.10.000-20.000/kg.  

3.5. Presepsi Terhadap Lingkungan hidup

a. Lingkungan Pesisir.

Ke-5 Responden menolak jika vegetasi pantai ditebang dengan berbagai alasan yakni: karena dilindungi, dapat menyebabkan banjir, merusak pantai, abrasi pantai. Sebagian responden berpendapat bahwa kawasan konservasi adalah kawasan vegetasi mangrove di pesisir pantai, sebagian responden lagi tidak mengetahui daerah konservasi disekitas lokasi. Beberapa responden berpendapat SDI semakin berkurang dan mempengaruhi pendapatan pokok, dan juga hampir semua responden setuju jika kawasan tersebut dijadikan kawasan konservasi.

b. Lingkungan Perairan Laut

Ke-5 responden berpendapat boleh adanya penangkapan ikan di Negeri Waheru karena kondisi fisik yang mendukung, sebagian responden berpendapat bahwa kawasan ini bebas untuk di eksporasi, dan kegiatan menangkap ikan tidak ada larangan dari pemerintah setempat dengan alasan milik penduduk setempat dan mulik Tuhan. Semakin tahun kondisi lingkungan laut juga semakin baik dengan pendapatan yang konsisten tetap karena aman dan bebas untuk di eksplor. Beberapa responden juga mengatakan adanya upaya untuk melakukan kegiatan konservasi tetapi kurang dukungan dan pelaksanaan, responden juga mengatakan setuju jika kawasan tersebut dijadikan kawasan konservasi dengan alasan karena perlu untuk pendapatan penduduk.

3.6. Peluang Pengembangan Kawasan Untuk Objek Wisata

a. Aksesibilitas

Responden jarak antara Ibukota Provinsi cukup terjangkau dengan menggunakan media transportasi sepeda motor, perahu, dan mobil, dengan biaya Rp. 5.000-20.000.-

b. Sarana Akomodasi

Objek wisata yang menjadi daya tarik dari kawasan ini yakni, dari segi keindahan alam dengan alasan perairan laut yang masih alami, jernih, dan bersih. Sehingga dapat dijadikan aktivitas wisata seperti memancing dan menyelam dan berenang, dengan kawasan yang masih nyaman untuk masyarakat
Previous
Next Post »